“DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI & TEKNIK PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN”
BAB DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI
1.
Pengertian
Konflik
Secara bahasa
konflik berasal dari bahasa latin configure yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Pengertian lain konflik menurut beberapa ahli antara lain:
a)
Taquiri (1977),
konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai
keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
b)
Gibson, et al (1997:
437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung
dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen
organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja
sama satu sama lain.
c)
Robbin (1996),
keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau
kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka
secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka
mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik
tersebut telah menjadi kenyataan.
d)
Muchlas (1999),
konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual,
interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi.
2. Perubahan pandangan tentang konflik
a) Persepsi : konflik ada karena persepsi berbeda dari
pihak – pihak yang bersangkutan.
b) Pertentangan : konflik timbul karena adanya
pertentangan kepentingan.
c) Kelangkaan : konflik terjadi karena sumber
– sumber adanya tidak tak – terbatas.
d) Blokade : konflik didorong oleh
perilaku suatu pihak yang memblokir pencapaian tujuan dari pihak lain.
e) Perbedaan cara : konflik juga bisa terjadi karena
perbedaan cara untuk mencapai tujuan yang sama.
3. Jenis – jenis
Konflik :
a) Personrole conflict : konflik peranan yang terjadi didalam
diri seseorang. Konflik ini pada hakekatnya meminta kesadaran orang untuk
menaati peraturan yang ada atau memerlukan kesetiaan orang pada organisasi.
b) Inter-role conflict : konflik antar peranan, yaitu persoalan
timbul karena satu orang menjabat satu atau lebih fungsi yang saling
bertentangan. Konflik ini dapat dihindari dengan mendefinisikan kembali tugas
yang terlebih dahulu telah dispesialisasikan dan dialokasikan pada seorang
tertentu sehingga akibat negative dwi fungsi diminimumkan.
c) Intersender conflict : konflik yang timbuk karena seseorang
harus memenuhi harapan beberapa orang. Ini dapat dihindari dengan memperlakukan
sama bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan.
d) Intrasender conflict : konflik yang timbul karena
disampaikannya informasi yang saling bertentangan.
Lima Jenis Konflik (menurut pihak – pihak saling bertentangan):
- Konflik dalam
diri individu
Yang terjadi bila seseorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. - Konflik
antar individu dalam organisasi yang sama,
Dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. - Konflik
antar individu dan kelompok.
Yang berhubungan dengan individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. - Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama
Karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok. - Konflik
antar organisasi
Yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu Negara.
4.
Metode
– Metode pengolahan
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi
perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan
dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan
disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan
cara :
1.
Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan
kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak
bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2.
Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya
eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta
membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
3.
Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja,
tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
4.
Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah
bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan
memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
5.
Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran
banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
6.
Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan
atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan
perselisihan.
7.
Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian
diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar
pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat
mempermudah kerjasama.
8.
Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran
prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam menilai
kemampuan, promosi dan balas jasa.
5.
Konflik
struktural
Dalam
organisasi klasik ada empat bidang structural dimana konflik sering terjadi:
A. Konflik hirarkis,yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi
B. Konflik fungsional,yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
C. Konflik lini-staf,yaitu konflik antar lini dan staf.
D. Konflik formal – informal,yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.
A. Konflik hirarkis,yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi
B. Konflik fungsional,yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
C. Konflik lini-staf,yaitu konflik antar lini dan staf.
D. Konflik formal – informal,yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.
6.
Konflik
Lini dan Staf
Konflik lini dan staff adalah
konflik antara lini dan staff yang berhubungan dengan wewenang atau otoritas
kerja. Contoh konflik: Karyawan staff secara tidak formal mengambil wewenang
yang berlebihan. Konflik Lini dan Staff ini adalah konflik yang sering terjadi
di dalam organisasi, biasanya konflik ini terjadi karena perbedaan pandangan
para anggota Lini dan Staff.
a)
Menurut
pandangan Lini
Para
anggota Lini sering memandang para anggota staff sering melangkahi wewenang.
Staff
tidak memberikan nasehat yang bermanfaat.
Staff
sering menumpang kebehasilan Lini.
b)
Menurut
pandangan Staff
Lini
kurang memanfaatkan staff.
Lini
menolak gagasan-gagasan baru dari anggota staff.
Lini
memberi wewenang terlalu kecil kepada staff.
7.
Penanggulangan
Konflik Lini dan Staff
a)
Manajemen puncak harus secara jelas menyampaikan
delegasi departemen-departemen staff.
b)
Tanggung
jawab lini dan staff harus jelas / diperjelas.
c)
Mengintegrasikan
kegiatan-kegiatan lini dan staff.
d)
Mengajarkan lini untuk menggunakan staff.
Bab Peran dan Teknik Pengendalian dalam
Manajemen
1.
PENGERTIAN PENGENDALIAN
Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen.
Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang
ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager.
Pengendalian juga dapat diartikan sebagai bagian dari
pengetahuan perilaku terapan (applied
behavioral science) yaitu berbagai cara melakukan mengenai cara menjalankan
dan mengendalikan perusahaaan atau organisasi yang dianggap baik. Yang dimaksud dari “Dianggap baik” yaitu :
Ø Tolak ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi yang berjalan
secara efisien, efektif dan produktif.
Ø Apresiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.
Alasan
melakukan pengendalian/pengawasan adalah :
- Kemungkinan
adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.
- Kemungkinan
terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.
- Kemungkinan
kurangnya penjabaran pekerjaan.
- Kemungkinan
bawahan kurang menguasai pekerjaan.
Pengendalian memiliki
beberapa tujuan :
·
Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
·
Melakukan tindakan perbaikan, jika
terdapat penyimpangan-penyimpangan.
·
Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan
rencananya.
Pengendalian
bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha untuk
menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat
kesalahan.
Jadi pengendalian
dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil
akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan pemanfaatan unsur-unsur
manajemen efektif dan efisien.
Eleman-elemen System
Pengendalian:
·
Pelacak (
Detector) atau sensor, sebuah perangkat yang mengukur apa yang sebenarnya
terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
·
Penaksir (
assessor), suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari peristiwa
actual dengan membandingkanya dengan bebrapa standar atau ekspetasi dari yang sebenarnya
terjadi.
·
Effektor, suatu perangkat yang sering disebut feedback yang mengubah perilaku jika
assessor mengindikasikan kebutuhan yang dipenuhi.
·
Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan
informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan effektor.
Jadi pengendalian dapat diartikan sebagai sebuah
system yang terdiri dari beberapa sistem yang saling berhubungan untuk membantu
manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalaui
strategi tertentu secara efisien dan efektif dan mencegah adanya penyimpangan
atau setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi
2.
JENIS-JENIS PENGENDALIAN
1.Pengendalian Pendahuluan
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan
dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan modal yang diperlukan sudah
dianggarkan sehingga bilamana kegiatan dilakukan, maka sumber daya tersebut
tersedia, baik menyangkut jenis, kualitas, kuantitas, maupun sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pengendalian Bersamaan
Dalam hal ini, manajer melakukan fungsi pengarahan
kepada pekerjaan bawahannya. Pengarahan yang dimaksud, yaitu melalui tindakan
ketika mereka memberikan instruksi kepada bawahan dalam berbagai metode dan
prosedur yang layak serta mengawasi pekerjaan bawahan untuk menjamin supaya
pekerjaan dikerjakan dengan baik.
3. Pengendalian Umpan Balik
Sistem pengendalian umpan balik biasanya berfokus pada
hasil-hasil akhir sebagai dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan. Metode
umpan balik yang dipakai dalam bisnis meliputi analisis laporan keuangan, pengendalian
kualitas, dan evaluasi kinerja karyawan.
3.
PROSES PENGENDALIAN
Menurut Robbins dan Coulters, proses pengendalian terdiri dari 4 aktifitas
yaitu:
·
Penetapan tujuan (goal
setting)
·
pengukuran (measuring)
·
membandingkan kinerja actual dengan standar kinerja (comparing actual permfomance against
standard)
·
tindakan manajerial (managerial action).
Penetapan tujuan diawali dengan adanya penetapan
terlebih dahulu berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi
untuk mencapai tujuan tersebut sampai penentuan anggaran yang menunjukan
rencana alokasi masing-masing sumber daya organisasi perusahaan dalam menunjang
pencapaian tujuan.
Pengukuran merupakan penetapan satuan numeric terhadap
suau objek yang di ukur. Aktifitas pengukuran menyangkut 2 hal :
·
Pengukuran berkaitan dengan apa yang di ukur.
·
Pengukuran berkaitan dengan bagaimana pengukuran
dilakukan.
Membandingkan merupakan proses membandingkan kinerja
actual dengan starndard kinerja dan berbagai tujuan yang telah ditetapkan
tujuan maupun standard ditetapkan pada tahap perencanaan (planning).
Tindakan managerial langkah terakhir dari proses pengendalian adalah
melakukan evaluasi terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruan
maupun pencapaian kinerja individu
4.
KARAKTERISTIK PENGENDALAIN YANG EFEKTIF
•
berawal
ketika director mencari informasi tentang aktivitas, director ini dapat berupa
system informasi baik formal maupun informal, yang menyediakan informasi kepada
pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu aktifitas.
•
Setelah
informasi diperoleh , aktifitas yang terekam di dalamnya dibandingkan dengan
standart atau patokan berupa criteria mengenai apa yang seharusnya
dilaksanakan dan seberapa jauh juga pembenaran.
•
Proses
perbaiakn dilaksanakan oleh efektir, sehingga penyimpangan-penyimpangan diubah
agar kegiatan kembali mengikuti criteria yang telah ditetapkan.
•
Begitulah
propses pengendalian manajemen , dinamis dan berkelanjutan.
5.
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN
Tidak
ada sistem yang baik dan buruk , yang ada adalah suatu desain system pasfit
dengan lingkinagn bisnis yang dihadapi oleh organisasi. Suatu system dengan
lingkunagn tempat system tersebut digunakan untuk menjadikan system tersebut
efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut. Oleh karena itu mendesain
system pengendalian manajemen, karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki
oleh organisasi merupakan dasar untuk mendesain system tersebut. Pendekatan
penyusunan system seperti itu disebut Contingency
Approach.
Lingkungan
bisnis ibarat suatu territorial, untuk menjelajahi diperlukan suatu peta. Peat
yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh manajemen disebut paradigma the way we see the world.
Paradigm tertentu kita memandang dunia yang dihadapi, dan denagn paradigma ini
kita bersikap dan bertindak. Serta berdasarkan paradigma tersebut kita
mendesain system suatu alat yang kita digunakan untuk mengorganisasikan
berbagai sunber daya untuk mewujudkan system.
6.
PENGENDALIAN KEUANGAN
Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah
catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
·
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
disajikan berupa laporan
arus kas atau laporan arus dana
·
Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas.
Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan
laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan
laba rugi dan perubahan dalam
berbagai unsur neraca.
Laporan
keuangan digunakan untuk menelusuri nilai uang dari barang atau jasa yang masuk
kedalam dan luar organisasi. Laporan memberikan sarana untuk memonitori tiga
kondisi utama keuangan,yaitu:
1.
Likuiditas yaitu kemampuan mengubah aktiva menjadi uang tunai agar dapat
memenuhi kebutuhan jangka pendek.
2.
Kondisi umum keuangan yaitu keseimbangan jangka panjang antara utang fan
kekayaan.
3.
Profitabilitas yaitu kemampuan untuk mendapatkan laba secara kurun waktu yang
panjang.
7.
METODE PENGENDALIAN ANGGARAN
Anggaran
adalah laporan kuantitatif formal mengenai sumber daya yang disisihkan untuk
melaksanakan aktivitas yang telah direncanakan selama jangka waktu tertentu.
Anggaran dapat dinyatakan dalam bentuk uang yang mudah digunakan dalam berbagai
kegiatan aktivitas organisasi atau perusahaan. Aspek keuangan dari anggaran
dapat memberikan informasi secara langsung mengenai modal dan laba. Anggaran
juga dapat menetapkan standar prestasi kerja yang jelas dan tidak meragukan
untuk jangka waktu tertentu.
Proses
pembuatan anggaran dimulai ketika manajer menerima ramalan ekonomi serta
pemnjualan penjualan dan laba untuk tahun mendatang dari manajemen puncak,
bersama dengan jadwal kapan dengan pengukuran harus diselesaikan. Selama proses
penjualan anggaran ketika sumber daya tang terbatas milik perusahaan
dialokasikan, manajer mungkin merasa khawatir bawha mereka tidak mendapat
bagian yg adil.
Berikut adalah
berbagai macam anggaran :
- Anggaran
operasi
Menunjukan
barang dan jasa yang diperkirakan akan dikonsumsi oleh perusahaan selam
periode anggaran .
- Anggaran
keuangan
Menyatakan
secara rinci uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan selama periode yang
sama dan darimana asal uang tersebut.
8.
JENIS-JENIS ANGGARAN
Pengertian anggaran (budget)
ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka
waktu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar, 1986).
- Anggaran Penjualan
Anggaran
penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan
akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada
umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta
harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang
ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan
dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk
serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini
perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang
paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan.
Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran
penjualan produk perusahaan ini antara lain model trend pangkat tunggal, tren
pangkat dua, regresi, dan lain-lain.
- Anggaran
Produksi
Anggaran
produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk
masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran
penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta
dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka
anggaran produksi akan dapat disusun.
Di
dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola
produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk
perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor
yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan
apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut.
Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
·
Pola
produksi konstan
Merupakan
pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau
relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu
bulan dengan bulan yang lain.
·
Pola
produksi bergelombang
Merupakan
pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah
stabil atau tetap.
·
Pola
produksi moderat
Merupakan
suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami
perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk
yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam
perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan
berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
- Anggaran
Bahan Baku
Apabila
anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun
pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut
dengan material usage rate. Apabila
tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan
data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama
satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk
keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya
jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang
akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk
proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara persediaan
awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan
tersebut. Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana
persediaan akhir, maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan
bahan baku untuk proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan awal
dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Dengan dasar kebutuhan
bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan dapat
memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian bahan
baku untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
- Anggaran
Tenaga Kerja Langsung.
Tenaga
kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung dalam pengolahan
produk. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang
ikut membantu penyelesaian produk. Anggaran tenaga kerja langsung meliputi
taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan
berapa banya kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produksi. Rumus
yang digunakan untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL) atau
biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut :
Anggaran
BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP
- Anggaran
Biaya Overhead Pabrik.
Biaya
Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam
penyusunan perhitungan besarnya harga
pokok produksi. Biaya
overhead pabrik terdiri dari seluruh
biaya yang terjadi di dalam pabrik
kecuali
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
- Anggaran
Persediaan
Anggaran
persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara
terperinci berapa nilai persediaan pada
periode yang akan datang. Pada
perusahaan manufaktur persediaan yang
ada terdiri dari 3 jenis, yakni
persediaan material, persediaan barang
setengah jadi, persediaan
barang jadi.
- Anggaran
Biaya Non Produksi
Anggaran
Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam biaya-biaya produksi.
Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang kegiatan produksi
sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan
persediaan.
- Anggaran
Pengeluaran Modal
Anggaran
Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya
dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang dimiliki. Oleh karena itu dalam
anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil keputusan untuk menghindari
kerugian yang sangat besar.
- Anggaran
Kas
Anggaran
Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas
masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi,
saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.
- Anggaran
Rugi-Laba
Anggaran
Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti
penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan
keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.
- Anggaran
Neraca
Anggaran
Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan
modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.
- Anggaran
Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran
Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva,
utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan.
Komentar
Posting Komentar